Stand Kuliner Contest

Stand Kuliner Contest
Stand Kuliner Contest didukung from to @Kecap_BANGO

Wednesday, November 7, 2012

Saat Digigit Belut Goreng Ini Terasa Renyah




TRIBUNNNEWS.COM - Panjangnya seekor belut tidak tampak ketika disajikan di atas piring. Tekstur kulitnya tertutup tepung berbumbu. Begitu digigit renyahnya sungguh nyata. Satu lagi alternatif masakan belut dari kuliner kaki lima di Surabaya, Belut Crispy Zackhie.

Tempat warung Belut Crispy Zackhie tidak pernah berubah sejak berdiri hingga sekarang. Terhitung sudah 12 tahun mereka tetap menempati area pojok depan UPN Veteran Jatim, Jl Rungkut Madya. Hanya cara mengolah menu yang berubah di tempat ini.

"Pertama kali kami hanya berjualan tempe penyet," kata Sri Rejeki, 27, pemilik warung Belut Crispy, menuturkan asal mula usahanya ini. Belut mulai dimasukkan dalam daftar menu, tetapi hanya berupa belut goreng biasa. Seporsi harganya masih Rp 5.000.

Belut ini dipotong-potong kecil, ukuran sekali lahap sebab banyak perempuan yang enggan melihat bentuk memanjang belut padahal mereka ingin mencicipi rasa penyetan belut. Bosan dengan menu gorengan biasa, Sri mencoba berinovasi. Dia mengolah daging belutnya dengan dilumuri tepung berbumbu. Belut tetap dipotong-potong kecil, lalu digulung di atas tepung, kemudian digoreng dalam minyak panas.

"Selain belut, akhirnya saya buat udang dan cumi juga," kata Sri. Cumi ini juga sama dengan belut, dipotong-potong kecil baru dilumuri tepung berbumbu. Sedangkan udang dikupas dulu kulitnya dan hanya meninggalkan bagian ekor agar terlihat cantik jika dihidangkan.

Pembeli bisa memilih hanya makan satu pilihan menu, bisa juga menunjuk dua atau ketiga jenis lauk ini sekaligus. Sri akan menatanya di atas cobek bersama ulegan sambal tomat yang ditumis lengkap dengan lalapan berupa irisan mentimun, kubis, dan daun kemangi.

Rasanya memang pedas mantap. Daging cumi yang cenderung basah, begitu kering dan renyah dikunyah. Daging belut juga terasa karena ukurannya lumayan besar. Sehingga, mulut tidak melulu merasakan tepung berbumbu.

Editor: Anita K Wardhani  |  Sumber: Surya

No comments:

Post a Comment